Jakarta – Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia, yang menjadi sarana transportasi utama bagi Kepala Negara, kini memiliki tampilan baru. Jika sebelumnya pesawat ini identik dengan dominasi warna merah dan putih, di era kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, pesawat tersebut terlihat tampil dengan warna dasar putih dengan aksen garis merah. Perubahan tampilan ini menarik perhatian publik dan menjadi perbincangan, terutama di media sosial.

Penampakan perdana pesawat kepresidenan dengan livery (desain dan warna) baru ini terlihat saat digunakan dalam beberapa agenda kenegaraan Presiden Prabowo belakangan ini. Berbeda dengan tampilan sebelumnya yang didominasi warna merah di sebagian besar badan pesawat dengan tulisan “Republik Indonesia” berwarna putih, kini warna putih menjadi dominan dari bagian depan hingga belakang, dengan aksen garis merah memanjang di bagian atas dan bawah jendela serta tulisan “Republik Indonesia” berwarna hitam. Lambang Garuda Pancasila tetap tertera di sisi badan pesawat.

Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO), Hasan Nasbi, menanggapi perubahan tampilan pesawat kepresidenan ini. Ia menjelaskan bahwa perubahan warna atau desain pada kendaraan negara, termasuk pesawat, adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari proses pemeliharaan rutin. Menurutnya, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan atau dicari-cari alasan khusus di balik pergantian warna tersebut.

“Kalau kendaraan, pesawat, kapal itu kan pasti ada pemeliharaan rutin, maintenance rutin. Ya salah satu pemeliharaannya juga ganti desain, ganti warna,” jelas Hasan Nasbi. “Itu sebenarnya bukan hal yang perlu dibesar-besarkan dan harus dicarikan alasannya,” tambahnya.

Hasan Nasbi juga mencontohkan bahwa mobil kepresidenan pun terkadang terlihat menggunakan warna yang berbeda di hari yang lain, dan hal itu merupakan bagian dari perawatan. Ia memastikan bahwa meskipun desainnya berganti, elemen bendera Merah Putih tetap dipertahankan dalam tampilan pesawat kepresidenan.

Perubahan warna pesawat kepresidenan bukan kali pertama terjadi. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pesawat kepresidenan Boeing Business Jet 2 (BBJ2) yang baru dibeli memiliki warna dominan biru langit berpadu putih dengan garis merah-putih. Kemudian, pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi), tampilan pesawat kepresidenan diubah menjadi didominasi warna merah dan putih penuh.

Perubahan warna pesawat di era Presiden Jokowi pada tahun 2021 sempat menuai kritik dari sejumlah pihak yang menilai kurang tepat dilakukan di tengah situasi krisis akibat pandemi COVID-19. Namun, pihak Istana saat itu juga menjelaskan bahwa perubahan warna merupakan bagian dari pemeliharaan rutin dan pertimbangan teknis lainnya.

Menanggapi sorotan publik terhadap tampilan baru pesawat kepresidenan yang kini didominasi warna putih di era Presiden Prabowo, anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, berpendapat bahwa pergantian warna pesawat merupakan bagian dari perawatan rutin yang memang wajib dilakukan secara berkala. Menurutnya, perawatan pesawat, terutama pesawat kepresidenan sebagai simbol negara dan demi keamanan VVIP, semestinya tidak terkena dampak kebijakan efisiensi anggaran.

“Saya rasa soal perawatan pesawat ini kan nggak boleh terkena efisiensi sebenarnya. Apa kejadian Garut ini kan salah satu mungkin kurangnya anggaran melibatkan sipil. Memakan korban. Lalu kita dengan efisiensi tidak merawat pesawat terjadi suatu kejadian siapa yang mau disalahin?” ujar Oleh Soleh. Ia menambahkan bahwa demi keamanan dan kewibawaan negara, perawatan pesawat kepresidenan adalah prioritas.

Proses pengecatan ulang atau penggantian livery pada pesawat memang merupakan prosedur standar dalam dunia penerbangan yang dilakukan secara berkala sebagai bagian dari perawatan untuk melindungi badan pesawat dari korosi dan kerusakan akibat faktor lingkungan.

Meskipun penjelasan mengenai alasan spesifik pemilihan dominasi warna putih belum dirinci lebih lanjut, tampilan baru pesawat kepresidenan ini menandai era baru kepemimpinan. Publik mengamati tampilan baru armada udara Kepala Negara ini, sementara pihak Istana menekankan bahwa perubahan ini adalah hal yang normal dalam siklus pemeliharaan pesawat dan tetap mempertahankan elemen identitas bangsa.